Sore tadi aku kembali mengajar anak-anak bimbelku.
ya..begitulah,aku bosan baca berita berita di suratkabar,melihat di tv dan mendengar radio mengenai gedung sekolah ambruk,sertfikasi guru, uas-uan,dan lain lain tentang pendidikan.Aku putuskan untuk terjun langsung membantu bimbingan belajar,setidaknya dapat meningkatkan kwalitas anak anak Indonesia...meskipun mungkin hanya duapuluhan anak usia SD-SMA.Yaa,yang penting niatku lillahi ta'ala,ikhlas,nirlaba,aku ingin berbagi.
Lalu aku hubungi organisasi Aisyiah dekat rumah yang mempunyai asuhan anak yatim dan anak tidak mampu.Aku tawarkan jasaku untuk memberi tambahan pelajaran matematika ,pengetahuan umum,dan bahasa Inggris bagi anak anak yatim tersebut.Wahh,bukan karena aku sok pinter, ..aku terusik oleh kondisi anak anak usia sekolah SD-SMA saat ini yang kebanyakan pengetahuan umumnya mengenaskan,juga matematik,bahasa indonesia, lebih-lebih bahasa Inggris.
Gayung bersambut, tawaran jasaku diterima dengan tangan terbuka, alhamdulillah sudah mulai berjalan lancar menginjak dua bulan.
Aku selalu memberi quiz pengetahuan umum..,terlebih lebih aku ingin menanamkan rasa cinta tanah air bagi anak anak itu.
Aku kumpulkan data-data dari internet setiap tengah malam,aku cari data tentang sejarah,dan pengetahuan umum lainnya.
Lalu aku diskusikan di kelas, kebetulan ada perangkat laptop dan ada yang menghibahkan viewer,sehingga anak anak cukup interest mengikuti pelajaran.
Menyenangkan melihat anak anak yang begitu polos,punya minat belajar meskipun dalam keterbatasan.Ya,meski ada juga yang agak ogah-ogahan,yang perlu dimotivasi semangat belajarnya.
Hari pertama bimbel, aku menayakan kepada anak anak itu apa cita-cita mereka kelak.Dari 19 anak ,11 orang bercita cita jadi dokter,3 orang akan jadi guru,1 orang peternak,2 orang polisi,1 orang pilot,1 orang jendral.
wow..membanggakan sekali.Insyaallah ,mudah mudahan Allah memudahkan jalan bagi mereka untuk mencapai cita-citanya.
Hari hari berikutnya, membahas pelajaran matematika yang ternyata menjadi momok anak anak SD itu, 19 anak merupakan siswa SD Negeri dan SDI,dari kelas 1 sampai kelas 6.
Ya jelas jadi momok..lha mereka tidak hafal perkalian..,padahal sudah di kelas 3..,tidak bisa hitung pecahan padahal sudah kelas 6..
Tidak tahu salah siapa,lagi pula aku kan niatnya mengajar bukan jadi penegak hukum yang mencari salah dan benar.Yang jelas itulah yang kuhadapi seminggu dua kali..yah kenyataan macam itulah.
Oooh..tunggu dulu,aku tinggal di Jakarta Selatan,kecamatan Setiabudi..
Bukan dipelosok desa tertinggal lho.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar